Daftar Kerajaan Budha Terbesar di Nusantara dan Pengaruhnya

Sejarah kerajaan Budha di Nusantara memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan agama dan budaya di wilayah Indonesia. Beberapa kerajaan besar yang mengadopsi ajaran Budha berkembang pesat dan menjadi pusat penyebaran agama ini ke seluruh wilayah Asia Tenggara. Artikel ini akan membahas beberapa kerajaan Budha yang terkenal di Nusantara.

Pengaruh Agama Budha di Nusantara

Agama Budha diperkirakan masuk ke Nusantara pada abad ke-5 Masehi, dibawa oleh para pengelana dari Tiongkok dan India. Awalnya, agama ini berkembang sebagai bentuk ajaran spiritual yang lebih individual, tetapi kemudian mengalami penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan politik dan sosial kerajaan setempat. Budha di Nusantara memiliki dua aliran utama, yaitu Theravada dan Mahayana, yang berkembang di beberapa kerajaan besar.

Daftar Kerajaan Budha di Nusantara

Berikut ini adalah beberapa kerajaan Budha yang memiliki pengaruh besar di Nusantara, mulai dari kerajaan Sriwijaya hingga Kadiri dan Singhasari. Setiap kerajaan ini memiliki ciri khas tersendiri dalam menyebarkan ajaran Budha di wilayah mereka.

1. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar yang pernah ada di Sumatra, berdiri sekitar abad ke-7 hingga ke-13. Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan Budha di Asia Tenggara, dan banyak biarawan serta pelajar dari berbagai negara datang ke Sriwijaya untuk belajar agama Budha. Tokoh penting seperti I-Tsing dari Tiongkok mencatat bahwa Sriwijaya adalah pusat pembelajaran Budha yang memiliki hubungan erat dengan Universitas Nalanda di India.

Keberadaan kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan peninggalan seperti prasasti dan candi, salah satunya adalah Candi Muara Takus di Riau. Namun, kerajaan ini akhirnya runtuh akibat serangan dari Dinasti Chola dari India Selatan serta munculnya kekuatan baru seperti Dharmasraya di Sumatra.

2. Kerajaan Kadiri

Kerajaan Kadiri atau Panjalu terletak di wilayah Jawa Timur dan diperkirakan berdiri pada abad ke-11. Kadiri adalah kerajaan yang terbentuk setelah pembagian wilayah oleh Raja Airlangga, yang memisahkan wilayah antara Kadiri dan Janggala. Kadiri mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Jayabhaya, yang terkenal dengan ramalan Jayabaya yang masih dikenal hingga kini.

Kadiri juga memiliki hubungan yang kuat dengan ajaran Budha, meskipun agama Hindu juga berkembang pesat di kerajaan ini. Pada masa jayanya, Kadiri berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jawa dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan budaya Jawa pada masa berikutnya.

3. Kerajaan Singhasari

Kerajaan Singhasari berdiri pada abad ke-13 di wilayah Jawa Timur, didirikan oleh Ken Arok yang mengalahkan Kerajaan Kadiri. Singhasari mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Raja Kertanegara, yang memiliki visi besar untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Kertanegara juga dikenal sebagai raja yang memperkenalkan ajaran Budha Tantrayana di Nusantara.

Singhasari membangun banyak candi untuk menghormati para raja dan dewa-dewa Budha, salah satunya adalah Candi Singhasari di Malang. Namun, kerajaan ini akhirnya runtuh setelah serangan dari Kerajaan Majapahit, yang kemudian melanjutkan dominasi di Jawa.

4. Kerajaan Dharmasraya

Dharmasraya adalah kerajaan yang berdiri di Sumatra bagian tengah dan muncul setelah melemahnya kekuasaan Sriwijaya. Dharmasraya diperkirakan muncul pada abad ke-12 dan memainkan peran penting dalam penyebaran agama Budha di Sumatra. Salah satu bukti keberadaan Dharmasraya adalah Prasasti Padang Roco yang menyebutkan pemberian arca Budha dari Raja Singhasari kepada Dharmasraya.

Dharmasraya menjadi penghubung antara kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa, dan memperkuat pengaruh Budha di wilayah itu sebelum akhirnya diserap oleh Kerajaan Majapahit.

5. Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang berpusat di Jawa Timur dan mencapai masa keemasan pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Walaupun Majapahit dikenal sebagai kerajaan bercorak Hindu, pengaruh Buddha juga sangat kental dalam kehidupan keagamaan dan budaya kerajaan ini. Hal ini terlihat dari adanya toleransi antara penganut Hindu dan Buddha di wilayah kekuasaan Majapahit.

Pengaruh agama Buddha di Majapahit terlihat dalam beberapa aspek, termasuk karya sastra, arsitektur, dan ajaran keagamaan yang harmonis. Salah satu bukti pengaruh Buddha di Majapahit adalah Candi Jabung dan Candi Tikus, yang memiliki arsitektur bergaya Buddha. Selain itu, masyarakat Majapahit dikenal hidup berdampingan dengan harmonis antara penganut agama Hindu dan Buddha, yang menjadikan kerajaan ini simbol persatuan antarumat beragama pada masanya.

Peninggalan budaya dan ajaran Buddha yang berkembang di Majapahit turut memengaruhi sistem kepercayaan dan budaya masyarakat Nusantara hingga saat ini. Ajaran toleransi, keharmonisan, dan kesatuan yang dikembangkan di era Majapahit masih menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman agama dan budaya.

Peninggalan Budha di Nusantara

Peninggalan kerajaan Budha di Nusantara masih bisa ditemukan hingga saat ini, seperti candi-candi, prasasti, dan berbagai karya seni. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah salah satu peninggalan Budha terbesar yang menjadi bukti kejayaan Budha di masa lampau. Selain itu, banyak prasasti yang ditemukan menunjukkan bahwa Budha pernah berkembang pesat di Indonesia, terutama di wilayah Sumatra dan Jawa.

Kerajaan Budha di Nusantara tidak hanya memberikan pengaruh spiritual tetapi juga memperkaya kebudayaan Indonesia melalui seni, arsitektur, dan sastra yang masih dihargai hingga saat ini.

Baca Juga: Cara Minta Maaf ke Pacar Lewat Chat yang Tulus dan Menyentuh

Baca Juga: Tips Cantik Alami: Cara Menjadi Cantik di Mata Cowok

Penulis

© JendelaIlmuPutih | Kumpulan Informasi Teraktual dan Kredibel. All Rights Reserved.